Senin, 26 April 2021

Tata upacara dalam pramuka

 

TATA UPACARA DALAM PRAMUKA

 

26 April 2021

Nastiti Putri GH_A1D118094_R003_Semester6_TATA UPACARA PRAMUKA_PGSD_UNJA

 


Pengertian Upacara

    Upacara adalah serangkaian perbuatan yang ditata dalam suatu ketentuan, peraturan yang wajib dilaksanakan dengann khidmat, sehingga merupakan kegiatan yang teratur dan tertib, untuk membentuk suatu tradisi dan budipekerti yang baik. Maka untuk itu Kwartir Nasional Gerakan Pramuka telah mengeluarkan Surat Keputusan Nomor 178 tahun 1979 tentang Petunjuk Penyelenggaraan Upacara didalam Gerakan Pramuka. Jenis-jenis upacara yang ada dalam Gerakan Pramuka adalah sebagai berikut :

1.      Upacara umum

Upacara umum yaitu upacara yang dilakukan untuk kegiatan tertentu dengan menggunakan peraturan yang berlaku secara umum.

2.      Upacara pembukaan dan penutupan latihan

Upacara pembukaan dan penutupan latihan yaitu upacara yang dilaksanakan dalam rangka usaha memulai dan mengakhiri suatu pertemuan dilingkungan Gerakan Pramuka.

3.      Upacara pelantikan

Upacara pelantikan yaitu :

·         Upacara yang dilakukan dalam rangka peresmian seorang calon anggota Gerakan Pramuka, sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

·         Upacara yang dilakukan dalam rangka pengangkatan pemegang jabatan tertentu dalam saatuan.

4.      Upacara kenaikan tingkat

Upacara kenaikan tingkat yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka kenaikan tingkat kecakapan umum yang dicapai oleh seorang anggota Gerakan Pramuka sesuai dengan syarat kecakapan umum yang berlaku.

5.      Upacara pindah golongan

Upacara pindah golongan yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka pemindahan anggota dari suatu golongan ke golongan lain yang lebih tinggi dalam usia sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

6.      Upacara meninggalkan ambalan atau racana

Upacara meninggalkan ambalan atau racana yaitu upacara yang dilakukan dalam rangka mengantar pramuka penegak atau pandega untuk terjun ke masyarakat dan berbakti secara langsung sesuai dengan bidangnya.

TATA CARA UPACARA DALAM PRAMUKA

Susunan Upacara Pembukaan dan penutupan Latihan Pramuka Siaga

A. Susunan Upacara Pembukaan Latihan Pramuka Siaga 

    1. Siswa berbaris sesuai Barungnya, Pemimpin barung di depan dan wakilnya di belakang.
    2. Sulung memberikan aba-aba, “Siaga” kemudian dibalas oleh semua anggota, “Siap” 
    3. Kemudian Sulung memberikan kode untuk membentuk lingkaran kecil, kemudia semua angota siaga membentuk lingkaran kecil tanpa keluar barisan sambil bernyanyi lingkaran kecil. 
    4. Sulung menghadap Ayahanda, kemudian berkata, “Ayahanda bersediakah menjadi Pembina Upacara?”
    5. Ayahanda menjawab, “Ya Bersedia” kemudian berjalan ketengah lingkaran sambil merangkul bahu Sulung. 
    6. Kemudian Pembina Menugaskan Sulung untuk mengambil Bendera Merah Putih, “Sulung ambillah pusaka kita!” 
    7. Sulung menjawab, ‘Siap!” kemudian berjalan mengambil bendera merah putih. 
    8. Ketika Sulung membawa bendera untuk diletakkan ditengah lingkaran, seluruh peserta upacara memberikan hormat, hingga bendera diletakkan pada tempatnya. 
    9. Pembina Upacara mengucapkan Pancasila yang diikuti oleh seluruh peserta Upacara 
    10. Pembina Menugaskan Sulung membacakan Dwi Darma Pramuka 
    11. Pembina menugaskan Sulung untuk kembali kebarisan, kemudian Pembina memberikan pengarahan dan berdoa sebelum melaksanakan latihan.

 

B. Susunan Upacara Penutupan Latihan Pramuka Siaga  

    1. Siswa berbaris sesuai Barungnya, Pemimpin barung di depan dan wakilnya di belakang.


    2. Sulung memanggil Anggotanya, dengan berkata, “Siaga” dan dijawab “Siap” oleh seluruh anggota. 


    3. Sulung memberikan kode untuk membentuk lingkaran, sambil bernyanyi. 


    4. Sulung menyiapkan barisan, kemudian menjemput Ayahanda 


    5. Ayahanda memasuki lingkaran sambil memegang bahu sulung 


    6. Pembina menugaskan Sulung menyimpan kembali bendera merah putih
       
    7. Ayahanda memerintahkan Sulung kembali ke Barungnya 


    8. Pembina memberikan amanat 


    9. Pembina memimpin doa bersama 


    10. Pembina meninggalkan lapangan upacara, kemudian meminta Bucik membubarkan barisan
    11. Siswa membubarkan diri sambil menyanyikan lagu sayonara. 

Susunan Upacara Pembukaan dan penutupan Latihan Pramuka Penggalang

A.    SUSUNAN UPACARA PEMBUKAAN PENGGALANG

Pelaksanaan Upacara Pembukaan Latihan:

  1. Laporan masing-masing Pimpinan regu kepada Pratama (sebelum laporan, Pinru paling kanan memimpin penghormatan kepada Pratama).
  2. Pratama menjemput Pembina Upacara sekaligus laporan bahwa upacara siap dilaksanakan.
  3. Pembina Upacara mengambil tempat di samping kanan belakang tiang bendera dan Pembantu Pembina berada dibelakang Pembina Upacara dalam bentuk barisan bersaf.
  4. Pembina Upacara melangkah satu langkah, penghormatan dipimpin oleh Pratama dan diikuti seluruh perserta upacara.
  5. Pratama menyerahkan Pasukan kepada Pembina Upacara, dan kembali ke tempatnya/ regunya. 
  6. Pengibaran Bendera Merah Putih oleh petugas bendera, penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara.
  7. Pembacaan teks Pancasila oleh Pembina Upacara.
  8. Pembacaan Dasadarma oleh yang bertugas.
  9. Kata pengantar dari Pembina Upacara tentang tema atau acara latihan.
  10. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
  11. Pasukan diserahkan kepada Pratama, penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama.
  12. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara dan mengucapkan terima kasih kepada Pembantu Pembina. 
  13. Pratama membubarkan barisan upacara untuk mengikuti latihan.

B.     SUSUNAN UPACARA PENUTUPAN PENGGALANG

Persiapan:

  1. Pemeriksaan kerapian oleh masing-masing pimpinan Regu.
  2. Pembagian tugas pelaksana dan persiapan perlengkapan upacara oleh regu yang bertugas.
  3. Pratama membentuk barisan angkare dan memeriksa kerapian barisan upacara.

Pelaksanaan Upacara Pembukaan Latihan:

  1. Laporan masing-masing Pimpinan regu kepada Pratama (sebelum laporan, Pinru paling kanan memimpin penghormatan kepada Pratama).
  2. Pratama menjemput Pembina Upacara sekaligus laporan bahwa upacara siap dilaksanakan.
  3. Pembina Upacara mengambil tempat di samping kanan belakang tiang bendera dan Pembantu Pembina berada dibelakang Pembina Upacara dalam bentuk barisan bersaf.
  4. Pembina Upacara melangkah satu langkah, penghormatan dipimpin oleh Pratama dan diikuti seluruh perserta upacara.
  5. Pratama menyerahkan Pasukan kepada Pembina Upacara, dan kembali ke tempatnya/ regunya.
  6. Penurunan Bendera Merah Putih oleh petugas bendera, penghormatan dipimpin oleh Pembina Upacara. (Saat penurun bendera kembali ke tempatnya tidak boleh balik kanan).
  7. Kata arahan dari Pembina Upacara tentang pelaksanaan latihan atau acara latihan berikutnya.
  8. Doa dipimpin oleh Pembina Upacara.
  9. Pasukan diserahkan kepada Pratama, penghormatan kepada Pembina Upacara dipimpin oleh Pratama.
  10. Pembina Upacara meninggalkan lapangan upacara dan mengucapkan terima kasih kepada Pembantu Pembina.
  11. Pratama membubarkan barisan upacara.

    Susunan Upacara Pembukaan dan penutupan Latihan Pramuka Penegak

A.      UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN AMBALAN PENEGAK

1.         Kerapihan setiap anggota ambalan.

2.         Sangga Kerja menyiapkan perlengkapan upacara

3.         Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.

4.         Laporan Pemimpin Sangga kepada Pradana.

5.        Pada waktu Pemimpin Sangga meninggalkan tempat, Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.

6.  Para Pemimpin Sangga sesudah laporan mengambil tempat di sebelah kanan barisan.

7.   Pradana menjemput Pembina dan mengantarnya ke sebelah kanan para pemimpin Sangga.

8.         Pradana mengambil tempat di depan barisan, sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.

9.         Petugas bendera mengibarkan Sang Merah Putih, Pradana memimpin penghormatannya.

10.     Pembacaan Dasadarma oleh petugas.

11.     Pembina Penegak atau Pembina Upacara membaca Pancasila diikuti oleh anggota ambalan.

12.     Pengumuman dari Pradana/Pembina.

13.     Pradana memimpin doa sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing.

14.     Barisan dibubarkan oleh Pradana dilanjutkan dengan acara latihan.

 

B.     UPACARA PENUTUPAN LATIHAN AMBALAN PENEGAK

1.     Kerapihan setiap anggota ambalan.

2.     Pradana mengumpulkan anggota ambalan dalam bentuk barisan bersaf.

3.     Pemimpin Sangga mengambil tempat di sebelah kanan barisan.

4.     Wakil Pemimpin Sangga pindah ke tempat Pemimpin Sangga.

5.     Pradana menjemput Pembina Penegak dan mengantarkannya ke sebelah kanan barisan.

6.     Pradana mengambil tempat di depan barisan sesuai dengan adat ambalan yang berlaku.

7.     Petugas bendera menurunkan Sang Merah Putih untuk disimpan.

8.     Pembacaan renungan atau sandi ambalan oleh petugas.

9.     Pengumuman tentang sangga kerja untuk latihan yang akan datang, dan lain-lain.

10. Pradana memimpin berdoa sesuai agama dan kepercayaan masing-masing.

11. Laporan Pradana kepada Pembina Penegak.

12. Pradana membubarkan barisan.

Susunan Upacara Pembukaan dan penutupan Latihan Pramuka Pandega

UPACARA PEMBUKAAN/PENUTUP LATIHAN PANDEGA

Pelaku/Petugas Upacara :

·         Pembina

·         KDR (Ketua Dewan Racana)

·         Sekretaris

·         Bendahara

·         Juru Adat  

·         Pemimpin Reka

·         Wakil Pemimpin Reka

·         Petugas Pengibar Bendera

·         Pembaca Sandi Adat/Renungan

Perlengkapan : 1. Teks Sandi Adat Racana 2. Teks Renungan 3. Teks Pancasila 4. Bendera Merah Putih 5. Tiang Bendera

A.    SUSUNAN UPACARA PEMBUKAAN LATIHAN

1.      KDR mengumpulkan dan menyiapkan barisan anggota racana.

2.      Penghormatan kepada KDR dipimpin pemimpin reka paling kanan.

3.      Laporan masing-masing pemimpin reka.

4.      KDR menjemput Pembina.

5.      Pengibaran bendera Merah Putih.

6.      Pembina mengucapkan Pancasila dan ditirukan peserta upacara.

7.      Pembacaan sandi adat racana.

8.      Pengumuman atau arahan dari KDR. (Tambahan dari pembina, Jika ada).

9.      Doa oleh KDR.

10.  Pembina meninggalkan upacara.

11.  Barisan dibubarkan.

 

B.     SUSUNAN UPACARA PENUTUPAN PANDEGA

1.      KDR mengumpulkan dan menyiapkan barisan anggota racana.

2.      Penghormatan kepada KDR dipimpin pemimpin reka paling kanan.

3.      Laporan masing-masing pemimpin reka.

4.      KDR menjemput Pembina.

5.      Pengibaran bendera Merah Putih.

6.      Pembina mengucapkan Pancasila dan ditirukan peserta upacara.

7.      Pembacaan Renungan

8.      Pengumuman atau arahan dari KDR. (Tambahan dari pembina, Jika ada).

9.      Doa oleh KDR.

10.  Pembina meninggalkan upacara.

11.  Barisan dibubarkan.

 

 

Minggu, 25 April 2021

Baris Berbaris dalam PRAMUKA

BARIS BERBARIS DALAM PRAMUKA

26 April 2021

Nastiti Putri GH_A1D118094_R3/SEMESTER 6_Mata Kuliah Kepramukaan_Pendidikan Guru Sekolah Dasar_Universitas Jambi 

Peraturan Baris Berbaris (PBB)

Pengertian PBB (Peraturan Baris Berbaris)

Baris berbaris adalah suatu wujud latihan fisik yang diperlukan guna menanamkan kebiasaan dalam tata cara kehidupan yang diarahkan kepada terbentuknya suatu perwatakan tertentu.

Peraturan Baris-Berbaris (PBB) menurut Dimas Rahmat PSAP (2010: 87)adalah suatu wujud fisik yang diperlukan untuk menanamkan kebiasaan tata cara hidup suatu organisasi masyarakat yang diarahkan kepada terbentuknya perwatakan tertentu.

Sedangkan menurut Samingan, dkk (2000: 29), Peraturan Baris Berbaris ialah peraturan untuk mengatur sekelompok orang dalam suatu barisan untuk melakukan gerakan bersama-sama secara tertib dan serempak baik gerakan di tempat maupun gerakan berjalan. Peraturan Baris Berbaris yang digunakan di lingkungan Pramuka ada dua macam yakni Baris Berbaris menggunakan tongkat dan tanpa tongkat. Untuk baris berbaris menggunakan tongkat memiliki tata cara tersendiri di lingkungan Pramuka. Adapun baris berbaris tanpa menggunakan tongkat mengikuti tata cara yang telah diatur dalam Peraturan Baris Berbaris milik TNI/POLRI.                                      

Tujuan dari PBB adalah :

Menumbuhkan sikap jasmani yang tanggap dan tagkas, rasa persatuan, disiplin sehingga dengan demikian senantiasa dapat mengutamakan kepentingan tugas diatas kepentingan individu, dan secara tidak langsung juga menanamkan rasa tanggung jawab. Yangdimaksud dengan menumbuhkan sikap jasmani yang tegap tangkas adalah mengarahkan pertumbuhan tubuh yang diperlukan oleh tugas pokok, sehingga secara jasmani dapat menjalankan tugas pokok tersebut dengan sempurna. Yang dimaksud rasa persatuan adalah adanya rasa senasib sepenanggungan serta ikatan yang sangat diperlukan dalam menjalankan tugas. yang dimaksud rasa disiplin adalah mengutamakan kepentingan tugas di atas kepentingan pribadi yang pada hakikatnya tidak lain daripada keikhlasan penyisihan pilihan hati sendiri. Dan yang dimaksud rasa tanggung jawab adalah keberanian untuk bertindak yang mengandung resiko terhadap dirinya, tetapi menguntungkan tugas atau sebaliknya tidak mudah melakukan tindakan-tindakan yang akan dapat merugikan.

ABA – ABA

Aba – aba adalah Suatu perintah yang di berikan oleh seorang Komandan kepada pasukannya, untuk dilaksanakan secara serentak atau berturut-turut.
Berikut ini macam -macam dari aba-aba :

1)      Aba-aba petunjuk

Di gunakan bila perlu untuk menegaskan maksud dari aba-aba peringatan / pelaksanaan.

2)    Aba-aba peringatan

Inti perintah yang cukup jelas untuk dilaksanakan tanpa ragu-ragu.

3)    Aba-aba pelaksanaan

Ketegasan mengenai saat untuk melaksanakan aba-aba petunjuk / peringatan dengan serentak atau berturut-turut.

Aba-aba pelaksanaan yang di pakai :

1)      Gerak

Untuk gerak-gerakan tanpa meninggalkan tempat menggunakan kaki atau anggota tubuh lain baik dalam berhenti maupun berjalan.

2)      Jalan
Untuk gerakan-gerakan kaki yang dilakukan dengan meninggalkan tempat. Catatan : Bila gerakan meninggalkan tempat itu tidak terbatas jaraknya, maka di dahului dengan aba-aba peringatan ” maju ”.

3)      Mulai
Untuk pelaksanaan perintah yang harus di kerjakan berturut-turut.

Gerakan Dasar

1.      Sikap Sempurna
Aba –aba : ” Siap – GERAK ”
Pelaksanaan :

·         Badan / tubuh berdiri tegap, kedua tumit rapat, kedua kaki merupakan sudut 60

·          Lutut lurus, paha rapat, berat badan di kedua kaki.

·          Perut di tari sedikit, dada di busungkan, pundak di tarik ke belakang dan tidak di naikan.

·          Lengan rapat pada badan, pergelangan tangan lurus, jari tangan menggenggam tidak terpaksa, rapat di paha

·          Ibu jari segaris dengan jahitan celana

·          Leher lurus, dagu di tarik, mulut di tutup, gigi rapat, mata lurus ke depan, bernafas wajar.

2.      Istirahat Ditempat
Aba-aba : ” Istirahat Ditempat – GERAK ”
Pelaksanaan :

·      Kaki kiri di pindahkan kesamping kiri, sepanjang telapak kaki ( ± 30 cm ).

·       Kedua belah lengan dibawa ke belakang di bawah pinggang, punggung tangan kanan di atas telapak tangan kiri, tangan kanan di kepalkan dengan di lepaskan, tangan kiri memegang pergelangan tangan kanan di antara ibu jari dan telunjuk serta kedua lengangan di lemaskan.

·       Dapat bergerak.

3.      Lencang Kanan/Kiri
Hanya dalam bentuk bersaf.
Aba-aba. : ” Lencang kana / kiri – GERAK ”
Pelaksanaan :

·      Mengangkat tangan kanan / kiri ke samping, jari-jari tangan kanan / kiri.

·       Menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas.

·        Bersamaan dengan ini kepala di palingkan ke kanan / kiri, kecuali penjuru kana / kiri.

·       Masing-masing meluruskan diri, hingga dapat melihat dada orang di sebelah kanan / kiri-nya.

·        Jari-jari menyentuh bahu orang yang di sebelah kanan / kirinya.

Catatan :

·      Bila bersaf tiga, saf tengah belakang, kecuali penjuru, setelah meluruskan ke depan, ikut pula memalingkan muka ke samping dengan tidak mengangkat tangan.

·      Penjuru saf tengah dan belakang, mengambil antara kedepan setelah lurus menurunkan tangan.

·      Pada aba-aba : ” Tegak GERAK ”, semua dengan serentak menurunkan lengan dan memalingkan muka kembali ke depan.

4.      Setengah Lengan Lencang Kanan/Kiri
Aba-aba : ” Setengah Lengan Lencang Kanan – GERAK ”
Pelaksanaan :

·      Seperti pelaksanaan lencang kanan, tetapi tangan kanan / kiri di pinggang ( bertolak pinggang ) dengan siku menyentuh lengan orang yang berdiri di sebelahnya.

·       Pergelangan tangan lurus, ibu jari di sebelah belakang dan empat jari lainnya rapat satu sama lain di sebelah depan.

·        Pada aba-aba ” Tegak Gerak ” = Seperti pada aba-aba lencang kanan.

5.      Lencang Depan
Hanya dalam bentuk banjar.
Aba-aba : ” Lencang Depan - GERAK ”
Pelaksanaan :

·      Penjuru tetap sikap sempurna.

·      Nomor dua dan seterusnya meluruskan ke depan dengan mengangkat tangan ke depan.

·       Lengan kanan lurus, tangan menggenggam, punggung tangan menghadap ke atas, mengambil jarak atau satu lengan dan di tambah dua kepal.

·      Pada aba-aba ”Tegak Gerak ”, semua dengan serentak menurunkan tangan kembali ke sikap sempurna.

6.      Hadap Kanan /Kiri
Aba-aba : Hadap kanan / kiri - GERAK
Pelaksanaan :

·      Kaki kanan / kiri melintang di depan kaki kanan / kiri, lekuk kaki kanan / kiri berada di ujung kaki kanan / kiri, berat badan berpindah ke kaki kanan / kiri.

·      Tumit kaki kanan / kiri dengan badan di putar ke kanan 90o.

·      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali seperti sikap sempurna

7.    Serong Kanan/Kiri
Aba-aba. : ” Hadap serong kanan / kiri - GERAK ”.
Pelaksanaan :

·      Kaki kanan / kiri di ajukan ke depan, sejajar dengan kaki kanan / kiri.

·       Berputar arah 45° ke kanan / kiri.

·      Kaki kanan / kiri di rapatkan kembali ke kaki kanan / kiri.

8.      Balik Kanan
Aba-aba. : ” Balik kanan - GERAK Pelaksanaan :

·      Kaki kiri di ajukan melintang ( lebih dalam dari hadap kanan ) di depan kaki kanan.

·      Tumit kaki kanan beserta badan di putar ke kanan 180°.

·       Kaki kiri di rapatkan pada kaki kanan.

9.      Berhitung
Aba-aba : ”Hitung - MULAI ”
Pelaksanaan :

·      Jika bersaf,penjuru tetap melihat ke depan, saf depan memalingkan muka ke kanan.

·      Pada aba-aba pelaksanaan, berturut-turut mulai dari penjuru menyebut nomor, sambil memalingkan muka ke depan.

·      Jika berbanjar, semua dalam keadaan sikap sempurna.

·      Pada aba-aba pelaksanaan, mulai penjuru kanan depan berturut-turut ke belakang.

·      Penyebutan nomor di ucapkan penuh.

·      Perubahan Arah

10.      Buka/Tutup Barisan

a.   Buka Barisan
Aba –aba : ” Buka Barisan - JALAN ”
Pelaksanaan :
NB :
Banjar kanan dan kiri, masing-masing membuat satu langkah ke samping( kanan : samping kanan, kiri : samping kiri, sedangkan Banjar tengah tetap.

b.   Tutup Barisan
Aba-aba : " tutup barisan - JALAN."
Pelaksanaan :
Banjar kanan / kiri kembali ke posisi semula

11.      Bubar
Aba-aba : ” Bubar Barisan - JALAN ”
Pelaksanaan :

·      Memalingkan muka ke arah komandan dan memberi hormat ( sesuai PPM)

·      Setelah di balas, kembali bersikap sempurna, balik kanan,menghitung dua hitungan dalam hati, mengayuhkan kaki kiri ke depan dengan hentakan bersamaan dengan itu lengan kanan di ayun setinggi pundak kemudian bubar.

12.      Berkumpul

a.    Berkumpul bersaf
Aba-aba : ” Bersaf kumpul - MULAI ”
Pelaksanan :

·      Pembina menunjuk seorang anggota sebagai penjuru,untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.

·      Anggota lainnya berdiri di samping kiri penjuru dan berturut-turut meluruskan diri ( lencang kanan ).

·      Penjuru melihat ke kiri, setelah lurus, memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”

·      Pada isyarat ini semua anggota menurunkan tangan dan kembali bersikap sempurna

b.    Berkumpul Berbanjar
Aba- aba : ” Berbanjar kumpul- MULAI ”
Pelaksanaan :

·      Pembina menunjuk seorang anggota sebagai penjuru, untuk berdiri kurang lebih 4 langkah di depannya.

·      Anggota lainya berdiri di belakang penjuru dan berturut-turut meluruskan diri.

·      Anggota yang paling belakang, melihat ke depan setelah lurus memberi isyarat dengan perkataan ” Lurus ”.

·       Pada isyarat ini semua anggota menurunkan lengannya dan kembali ke sikap sempurna. 

13.      Meninggalkan Barisan

a.         Bila pembina memberikan perintah kepada anggota dalam barisan

·      Terlebih dahulu anggota tersebut di panggil keluar dari barisan

·      Perintah di berikan bila anggota telah berdiri dalam sikap sempurna

·      Yang menerima perintah harus mengulangi perintah tersebut

b.        Bila anggota yang akan minta izin

·      Mengambil sikap sempurna dahulu

·      Mengangkat tangan kanannya ke atas ( tangan di buka jari-jari dirapatkan )

·       Menyampaikan maksudnya.

·      Setelah mendapat izin, ia keluar dari barisan tanpa menunggu anggota lainnya.

14.      Maju Jalan
Dari sikap sempurna
Aba-aba. : ” Maju- Jalan ”
Pelakasanaan :

·      Kaki kiri di ayun ke depan, lutut lurus telapak kaki diangkat sejajar dengan tanah setinggi 15 cm kemudian di hentakan ke tanah dengan jarak setengah langkah, selanjutnya berjalan dengan langkah biasa.

·      Langkah pertama di lakukan dengan melenggangkan lengan kanan ke depan 90áµ’lengan kiri 30áµ’.

·        Langkah-langkah selanjutnya lengan atas dan bawah di lenggangkan ke depan 45áµ’ dan ke belakang 30áµ’.

·        Dilarang keras berbicara, melihat ke kanan / kiri.

15.      Langkah Biasa
Aba-aba : langkah biasa - JALAN
Pelaksanaan :

·      Pada waktu berjalan kepala dan badan seperti sikap sempurna.

·      Waktu mengayunkan kaki ke depan, lutut di bengkokan sedikit ( kaki tidak di seret ).

·       Di letakan sesuai dengan jarak yang di tentukan.

·      Langkah kaki seperti jalan biasa.

·      Pertama tumit di letakan di tanah selanjutnya seluruh kaki.

·        Lengan berlenggang wajar, lurus ke depan dan belakang.

·      Jari-jari tangan menggenggam dengan tidak terpaksa, punggung ibu jari menghadap ke atas

16.  Langkah Tegap
Dari sikap sempurna
Aba-aba : ” Langkah Tegap Maju- JALAN ”
Pelaksanaan :

·      Mulai berjalan dengan kaki kiri setengah langkah,selanjutnya seperti jalan biasa dengan cara kaki di hentakan terus menerus.

·      Telapak kaki rapat / sejajar dengan tanah, lutut lurus, kaki tidak boleh dianggat tinggi.

·        Bersamaan dengan langkah pertama, genggaman tangan di buka, hingga jari-jari lurus dan rapat.

·      Lenggang tangan ke depan 900, ke belakang 300
Dari Langkah Biasa
Aba-aba. : ” Langkah Tegap -JALAN ”
Pelaksanaan :

§  Di berikan pada waktu kaki kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah

§  Perubahan tangan dari menggenggam ke terbuka di lakukan bersamaan dengan hentakan kaki.

17.  Langkah Perlahan
Untuk berkabung ( mengantar jenazah ) dalam upacara.
Aba-aba. : ” Langkah perlahan maju- JALAN ”
Pelaksanaan :

·      Kaki kiri di langkahkan ke depan, setelah kaki kiri menapak tanah di susul dengan kaki kanan di tarik ke depan dan di tahan sebentar di sebelah mata kaki kiri, kemudian di lanjutkan di tapakan di depan kaki kiri.

·      Tapak kaki pada saat melangkah ( menginjak tanah ) tidak di hentikan.

Berhenti dari langkah perlahan
Aba-aba : ” Henti - GERAK
Pelaksanaan :

·         Diberikan pada waktu kaki kanan / kiri jatuh di tanah di tambah satu langkah.

·         Selanjutnya kaki kanan / kiri di rapatkan pada kaki kanan / kiri menurut irama langkah biasa dan kembali sikap sempurna.

 

Tugas akhir kepramukaan